EYD dan Tata Bahasa
a. Pengertian EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) merupakan tata
bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam
tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring,
serta penulisan unsur serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang
disempurnakan. Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa
yang menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya tulis
memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail. Singkatnya EYD digunakan untuk
membuat tulisan dengan cara yang baik dan benar.
Sumber
: http://tentangilmu.heck.in/pengertian-eyd-ejaan-yang-disempurnakan.xhtml
b. Perbedaan Ejaan yang Lama dengan yang Baru
Ejaan Van Ophuijsen atau Ejaan Lama adalah jenis ejaan yang
pernah digunakan untuk bahasa Indonesia.
Ejaan ini digunakan untuk menuliskan kata-kata Melayu menurut model
yang dimengerti oleh orang Belanda, yaitu menggunakan huruf Latin dan bunyi yang mirip
dengan tuturan Belanda, antara lain:
- huruf 'j' untuk menuliskan
bunyi 'y', seperti pada kata jang, pajah, sajang.
- huruf 'oe' untuk
menuliskan bunyi 'u', seperti pada kata-kata goeroe, itoe, oemoer (kecuali
diftong 'au' tetap ditulis 'au').
- tanda diakritik, seperti
koma ain dan tanda trema, untuk
menuliskan bunyi hamzah, seperti
pada kata-kata ma'moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamaï.
Huruf hidup yang diberi titik dua diatasnya seperti ä, ë, ï dan ö,
menandai bahwa huruf tersebut dibaca sebagai satu suku kata, bukan diftong,
sama seperti ejaan Bahasa Belanda sampai saat ini.
Kebanyakan catatan tertulis bahasa Melayu pada masa itu menggunakan
huruf Arab yang dikenal sebagai tulisan Jawi.
Perubahan yang terdapat pada Ejaan Baru atau Ejaan LBK (1967), antara
lain:
- "tj" menjadi
"c" : tjutji → cuci
- "dj" menjadi
"j": djarak → jarak
- "j" menjadi
"y" : sajang → sayang
- "nj" menjadi
"ny" : njamuk → nyamuk
- "sj" menjadi
"sy" : sjarat → syarat
- "ch" menjadi
"kh": achir → akhir
Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan di dalam EYD, antara lain:
- Huruf f, v, dan z yang
merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan pemakaiannya.
- Huruf q dan x yang lazim
digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap digunakan, misalnya pada
kata furqan, dan xenon.
- Awalan "di-" dan
kata depan "di" dibedakan penulisannya. Kata depan
"di" pada contoh di rumah, di sawah,
penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara "di-" pada dibeli atau dimakan ditulis
serangkai dengan kata yang mengikutinya.
- Kata ulang ditulis penuh
dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka dua tidak digunakan sebagai penanda
perulangan
Secara umum, hal-hal yang diatur dalam EYD adalah:
- Penulisan huruf, termasuk
huruf kapital dan huruf miring.
- Penulisan kata.
- Penulisan tanda baca.
- Penulisan singkatan dan
akronim.
- Penulisan angka dan
lambang bilangan.
- Penulisan unsur serapan.
Sebelumnya "oe" sudah menjadi "u" saat Ejaan Van Ophuijsen diganti
dengan Ejaan Republik.
Jadi sebelum EYD, "oe" sudah tidak digunakan.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Yang_Disempurnakan
https://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Van_Ophuijsen
c.
Tanda
Baca
1. Tanda titik (.)
Fungsi dan pemakaian tanda titik:
- Untuk
mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan,
- Diletakan
pada akhir sinkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan,
- Pada
singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum,
Contoh :
- Menggunakan
tanda baca dengan benar agar tidak terjadi kesalah pahaman.
- Dr. Adit
senang mengobati orang sakit.
- Kutipan menarik itu diambil dari hlm 5 dan 8.
2. Tanda Koma (,)
Fungsi dan pemakaian tanda koma antara
lain:
- Memisahkan
unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilang,
- Memisahkan
anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului
induk kalimat,
- Memisahkan
petikan langsung dari bagian lain dakam kalimat, dll.
- Studio
tersebut tersedia berupa gitar, drum dan bass.
- Apabila
keliru memilih bidang spesialisasi, usaha tidak dapat melaju.
- “Jangan
buang sampah sembarangan,” kata Rudi.
3. Tanda Seru (!)
Fungsi dan pemakaian tanda seru :
- Tanda seru
dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan berupa seruan atau perintah atau
yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang
kuat.
Contoh :
- Jangan
letakan benda itu di depan saya !
4. Tanda Titik Koma (;)
Fungsi dan pemakaian titik koma
adalah:
- Memisahkan
bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara
- Memisahkan
kalimat yang setara didalam satu kalimat majemuk sebagai pengganti kata
penghubung.
Contoh :
- Hari makin
sore; kami belum selesai juga.
- Desi sibuk
bernyanyi; ibu sibuk bekerja di dapur; adik bermain bola.
5. Tanda Titik Dua (:)
Tanda Titik Dua digunakan dalam
hal-hal sebagai berikut
- Pada akhir
suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
- Pada kata
atau ungkapan yang memerlukan pemerian
- Dalam teks
drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan
Contoh :
- Fakultas Ekonomi
UPN Jogja memiliki tiga jurusan: Akuntansi, Managemen, dan Ilmu
Ekonomi.
- Project By:
Alland Project
Penulis: Indra Lesmana
Editor: Wicak
- “Jangan
datang terlambat.”
Budi: “Siap, Pak.”
6. Tanda Hubung (-)
Tanda hubung dipakai dalam hal-hal
seperti berikut:
- Menyambung
unsur-unsur kata ulang
- Merangkai
unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing—-
Contoh :
- Anak-anak
kelaparan di negara Afrika adalah akibat globalisasi.
- di-
packing
7. Tanda Elipsis (…)
Tanda elipsis dipergunakan untuk
menyatakan hal-hal seperti berikut
- Mengambarkan
kalimat yang terputus-putus
- Menunjukan
bahwa satu petikan ada bagian yang dihilangkan
Contoh :
- “PLAK …..
ALHAMDULLLIILAHH ……” kuda itu berjalan dengan cepat, sampai-sampai
orang itu tidak bisa mengendalikanya, di depan terlihatlah jurang yang
sangat dalam.
8. Tanda Tanya (?)
- Tanda tanya
selalunya dipakai pada setiap akhir kalimat tanya.
- Tanda tanya
yang dipakai dan diletakan didalam tanda kurung menyatakan bahwa kalimat
yang dimaksud disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh :
- Siapa
Presiden Indonesia saat ini?
9. Tanda Kurung ( )
Tanda kurung dipakai dalam ha-hal
berikut
- Mengapit
tambahan keterangan atau penjelasan
- Mengapit
keterangan atau penjelasan yang bukan bagian pokok pembicaraan
- Mengapit
angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan
Contoh :
- Jumlah
barang yang diminta pada berbagai tingkat harga disebut demand
(permintaan).
10. Tanda Kurung Siku ( [..] )
Tanda kurung siku digunakan untuk:
- Mengapit
huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada akhir
kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain
- Mengapit
keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung
Contoh :
· Persamaan
akuntansi ini (perbedaannya ada di Bab 1 [lihat halaman 38-40]) perlu
dipelajari disini.
11. Tanda Petik (“…”)
Fungsi tanda petik adalah:
- Mengapit
petikan lagsung yang berasal dari pembicaraan, naskah atau bahan tertulis
lain
- Mengapit
judul syair, karangan, bab buku apabila dipakai dalam kalimat
- Mengapit
istilah kalimat yang kurang dikenal
Contoh :
- Pasal 36 UUD
1945 berbunyi, “Bahasa negara adalah Bahasa Indonesia.”
12. Tanda Petik Tunggal (‘..’)
Tanda Petik tunggal mempunyai fungsi :
- Mengapit
petikan yang tersusun di dalam petikan lain
- Mengapit
terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing
Contoh :
- “Dia bilang
padaku ‘jangan kau ganggu dia’, seketika itu aku ingin mengingatkannya
kembali.” Ujar Andi.
13. Tanda Garis Miring (/)
- Tanda garis
miring dipakai dalam penomoran kode surat
- Tanda garis
miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per atau nomor alamat
Contoh :
- Modem itu
memiliki kecepatan sampai 7,2 Mb / s.
14. Tanda Penyingkat
(Apostrof) (‘)
- Tanda
Apostrof menunjukan penghilangan bagian kata.
Contoh :
- Budi
bertugas sebagai pembaca pembukaan UUD ‘45.
Komentar
Posting Komentar