Diksi Atau Pilihan Kata


A.     Definisi Kosakata
Kosakata (bahasa Inggris: vocabulary) adalah himpunan kata yang diketahui oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Kekayaan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran dari intelejensia atau tingkat pendidikannya. Karenanya banyak ujian standar, seperti SAT, yang memberikan pertanyaan yang menguji kosakata.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kosakata

B.      Jenis Kata dalam Bahasa Indonesia
Menurut jenisnya, dalam bahasa Indonesia kata dapat dibedakan menjadi sepuluh jenis, yaitu : Kata Benda, Kata Kerja, Kata Sifat, Kata Ganti, Kata Keterangan, Kata Bilangan, Kata Sambung, Kata Depan, Kata Sandang, Kata Seru, Kata Tanya.

1. Kata Benda
Kata benda adalah nama dari semua benda dan segala yang dibendakan. Menurut wujudnya, kata benda dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Kata benda konkrit
Kata benda konkrit ialah kata benda yang wujud bendanya nampak kelihatan dengan jelas and dapat ditangkap oleh pancaindera. Contoh : 
buku, kertas, rumah, dan sebagainya.
b. Kata benda abstrak
Kata benda abstrak ialah kata benda yang wujud bendanya tidak nampak kelihatan dan tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, namun keberadaannya ada. Contoh :
 ide, udara, ilmu, dan sebagainya.
Ciri-ciri kata benda :
1) Kata tersebut terbentuk dari imbuhan : ke-, pe-, ke-an, pe-an, per-an, -an dan –nya.
2) Kata-kata tersebut dapat diperluas dengan menambahkan kata yang + kata sifat.

2. Kata Kerja
Kata kerja adalah kata yang menyatakan perbuatan atau laku. Kata kerja juga disebut verba. Kata kerja dibedakan menjadi dua, yaitu :
  • Kata kerja transitif adalah kata kerja yang selalu diikuti objek. Contoh: membeli, menabrak, menangkap, dan sebagainya.
  • Kata kerja intransitif adalah kata kerja yang tidak diikuti secara langsung oleh objek. Contoh: menyanyi, menari, berubah, dan sebagainya.  
Ciri-ciri kata kerja:
1) Kata tersebut terbentuk dari imbuhan me-, di-, ber-, ter-, me-kan, di-kan, ber-an,
     memper-kan, diper-kan, dan memper-i.
2) Kata tersebut dapat didahului kata telah, sedang, akan, hampir, dan segera.
3) Kata tersebut dapat diperluas dengan cara menambahkan dengan + kata sifat. Contoh :
     menghitung dengan teliti, lari dengan cepat, dan sebagainya.

3. Kata Sifat
Kata sifat adalah kata yang menyatakan sifat atau hal keadaan dari suatu benda atau sesuatu yang dibendakan. Kata ini disebut pula adjectiva. Menurut bentuknya, kata sifat dibedakan menjadi :
  • Kata sifat yang terbentuk dari kata dasar. Contoh : kuat, lemah, jauh, dan sebagainya.
  • Kata sifat yang terbentuk dari kata jadian. Contoh : terindah, mengecil, terbaru, dan sebagainya.
  • Kata sifat yang terbentuk dari kata ulang. Contoh : kekanak-kanakan, pontang-panting, gelap-gulita dan sebagainya.
  • Kata sifat yang terbentuk dari kata serapan. Contoh : amoral, kreatif, super, dan sebagainya.
  • Kata sifat yang terbentuk dari frase atau kelompok kata. Contoh : murah hati, keras kepala, kepala batu, dan sebagainya
Ciri-ciri kata sifat:
1) Kata tersebut terbentuk dengan tambahan imbuhan ter- yang mengandung arti paling.
2) Kata tersebut dapat diterangkan atau didahului dengan kata-kata lebih, agak, paling,
     sangat, cukup.
3) Kata tersebut dapat diperluas dalam bentuk se + reduplikasi (pengulangan kata) + nya.  
     Contoh : secantik-cantiknya, setinggi-tingginya, dan sebagainya.

4. Kata Ganti
Kata ganti adalah kata yang dipergunakan untuk menggantikan benda atau sesuatu yang dibendakan. Kata ganti dibedakan menjadi :
a. Kata ganti orang
Ialah kata ganti yang digunakan untuk menggantikan nama orang atau nama benda-benda lain. Kata ganti orang dibagi lagi menjadi :
  • Kata ganti orang pertama tunggal, yaitu : aku, saya, hambadan sebagainya
  • Kata ganti orang pertama jamak, yaitu : kami, kita.
  • Kata ganti orang kedua tunggal, yaitu : kamu, dikau, kau, anda, dan sebagainya.
  • Kata ganti orang kedua jamak, yaitu : kalian
  • Kata ganti orang ketiga tunggal, yaitu : ia, dia, beliau
  • Kata ganti orang ketiga jamak, yaitu : mereka
b. Kata ganti kepunyaan
Kata ganti kepunyaan ialah kata ganti yang digunakan untuk menyatakan kepemilikan. Contoh :
 Baju saya, sepatu kamu, sepedaku, mobilnya, dan sebagainya.
c. Kata ganti petunjuk
Kata ganti petunjuk ialah kata ganti yang digunakan untuk menunjuk suatu tempat atau benda. Contoh : 
ini, itu, sana, dan sebagainya.
d. Kata ganti penghubung
Kata ganti penghubungialah kata ganti yang dipakai untuk menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat. Kata penghubung yang biasanya dipakai yaitu :
 yang, tempat, waktu.
Contoh : Baju Rafi yang berwarna merah itu mahal harganya.
                Kantor Kabupaten tempat ayahku bekerja, dikunjungi oleh gubernur.
                Tadi pagi, waktu ayah pergi tergesa-gesa, hujan lebat sekali.
e. Kata ganti tanya
Kata ganti tanya ialah kata ganti yang digunakan untuk menanyakan tentang benda, orang atau tentang suatu hal. Contoh :
 apa, mana, siapa.
f. Kata ganti tak tentu
Kata ganti tak tentu ialah kata ganti yang digunakan untuk menunjukkan atau menggantikan benda atau orang yang jumlahnya tak tentu. Contoh : 
masing-masing, seseorang, sesuatu, para, dan sebagainya.

5. Kata Keterangan
Kata keterangan adalah semua kata yang menerangkan atau memberikan keterangan terhadap selain kata benda. Dengan kata lain, kata ketereangan adalah semua kata yang memberi keterangan pada kata kerja, kata sifat, kata bilangan atau seluruh kalimat.
Kata keterangan dapat dibedakan menjadi banyak bagian, diantaranya yaitu :
  • Kata keterangan tempat ialah semua kata yang menjelaskan suatu tempat lokasi, misalnya : disini, disitu, di rumah, dan sebagainya.
  • Kata keterangan waktu ialah semua kata yang menjelaskan berlangsungnya sesuatu dalam waktu yang teretntu, misalnya : sekarang, nanti, minggu depan, dan sebagainya.
  • Kata keterangan alat ialah kata yang menjelaskan dengan apa sesuatu itu berlangsung. Contoh : dengan tongkat, dengan pisau, dengan membabi buta, dan sebagainya.
  • Kata keterangan syarat ialah kata yang menerangkan terjadinya suatu proses di bawah syarat-syarat tertentu, misalnya : jikalau, seandainya, bila, dan sebagainya.
  • Kata keterangan sebab  ialah kata yang memberi keterangan mengapa sesuatu itu bisa berlangsung, misalnya : sebab, karena, oleh karena itu, dan sebagainya.
6. Kata Bilangan 
Kata bilangan adalah kata yang menyatakan jumlah kumpulan dan urutan atau tingkatan suatu benda sesuatu yang dibendakan. Kata bilangan dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu :
  • Kata bilangan utama ialah kata bilangan yang menyatakan satuan jumlah dalam angka. Contoh : satu, seratus, seribu, dan sebagainya.
  • Kata bilangan bertingkat ialah kata bilangan yang menunjukkan tingkatan atau susunan jumlah sesuatu. Contoh : kesatu, kedua, keseribu, dan sebagainya.
  • Kata bilangan tak tentu ialah kata bilangan yang menyatakan jumlah satuan sesuatu yang tak tentu. Contoh : beberapa, sebagian, segerombolan, dan sebagainya.
  • Kata bilangan bilangan ialah kata bilangan pelengkap yang menunjuk pada satuan objeknya, yaitu : sehelai, secarik, sekuntung, sebutir, seonggok, sebuah, sepiring, dan sebagainya.
7. Kata Sambung
Kata sambung adalah kata yang berfungsi untuk menyambungkan bagian-bagian dalam kalimat atau menggabungkan antara satu kalimat dengan kalimat yang lain bahkan satu paragraf dengan paragraf yang lain.
Berdasarkan jenisnya,kata sambung dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu :
  • Kata sambung menyatakan gabungan, contoh : dan, lagi, serta
  • Kata sambung menyatakan pertentangan, contoh : tetapi, akan tetapi, melainkan, tidak hanya,dan sebagainya.
  • Kata sambung menyatakan waktu, contoh : bila, selama, sesudah, sehabis, dan sebagainya.
  • Kata sambung menyatakan tujuan, contoh : agar, supaya, biar, dan sebagainya
  • Kata sambung menyatakan sebab, contoh : sebab, karena, sebab itu, dan sebagainya
  • Kata sambung menyatakan akibat, contoh : hingga, sampai, dan sebagainya.
  • Kata sambung menyatakan syarat, contoh : jika, apabila, andaikata, dan sebagainya
  • Kata sambung menyatakan pilihan, contoh : atau, maupun
  • Kata sambung menyatakan perbandingan, contoh : ibarat, seperti, bak, dan sebagainya
  • Kata sambung menyatakan tingkat, contoh : semakin, kian, dan sebagainya
  • Kata sambung menyatakan penjelas, contoh : bahwa
  • Kata sambung menyatakan cara, contoh : sambil, sembari dan sebagainya
  • Kata sambung menyatakan pengantar kalimat, contoh : alkisah, konon, dan sebagainya
8. Kata Depan
Kata depan adalah kata yang berfungsi merangkaikan kata/kelompok kata satu dengan kata/kelompok kata yang lain dalam suatu kalimat sekaligus menentukan jenis hubungannya. Pada umumnya, kata depan berfungsi merangkaikan kata benda atau kata yang dibendakan dengan jenis kata lain. Adapun cara penulisan kata depan adalah harus dipisahkan dengan kata yang mengikutinya.

Berdasarkan fungsinya, kata depan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
  • Di, ke, dari, Ketiga kata depan ini digunakan untuk merangkaikan kata-kata yang menyatakan tempat atau seuatu yang dianggap tempat, contoh : di Jakarta, ke Surabaya, dari Bandung.
  • Pada, Kata depan ini digunakan untuk menyatakan orang, nama orang atau nama binatang, nama waktu atau kiasan. Dipergunakan kata depan pada untuk menggantikan kata depan di atau kata depan yang lain, contoh : pada suatu hari, pada bapak, dan sebagainya.
  • Dengan, Kata depan ini digunakan untuk menyatakan alat atau cara. Contoh : saya berjalan dengan cepat.
  • Untuk, kepada, buat, tentang, akan, kepada, Kata depan ini digunakan sebagai pengantar objek tak langsung. Contoh : kami berdiskusi tentang pelajaran.
9. Kata Sandang
Kata sandang sebenarnya tidak mempunyai arti, tetapi hanya mempunyai fungsi, yaitu menjadikan sebuah kata itu sebagai kata benda. Contoh : Tuhan sang Pencipta alam.

10. Kata Seru
Kata seru adalah kata yang sudah jelas menyatakan suatu maksud tertentu, yaitu seruan yang terdapat dalam kalimat perintah. Kata seru yang paling sering digunakan adalah partikel lah. Selain partikel lah, macam-macam kalimat seru yang biasa digunakan dalam bahasa kita adalah ah, oi, hai, wah, cis, gih, aduh, amboi, aduhai, masya Allah, dan sebagainya. Contoh :
- Hai, datanglah kemari!
- Pergilah ke sekolah!

11. Kata Tanya
Kata Tanya adalah uraian kata tanya dimasukkan kata ganti tanya. Macam-macam kata tanya :
  • Apa, Digunakan untuk menanyakan benda, hal dan binatang. Contoh : Apa yang kau lakukan ?
  • Siapa, Digunakan untuk menanyakan orang. Contoh : Siapa nama adikmu ?
  • Kapan, Digunakan untuk menanyakan waktu. Contoh : Kapan acara itu dimulai ?
  • Berapa, Digunakan untuk menanyakan jumlah. Contoh : Berapa banyak anakmu ?
  • Dimana, Digunakan untuk menanyakan tempat. Contoh : Dimana rumah kakekmu ?
  • Bagaimana, Digunakan untuk menanyakan keadaan atau cara. Contoh : Bagaimana kabar pamanmu ?
  • Mengapa, Digunakan untuk menanyakan alasan. Contoh : Mengapa kamu tidak masuk sekolah kemarin ?
Sumber : http://mastugino.blogspot.co.id/2012/10/jenis-jenis-kata.html

C.      Kata Serapan
Kata serapan dalam bahasa Indonesia adalah kata yang berasal dari bahasa lain (bahasa daerah/bahasa luar negeri) yang kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan dengan penuturan masyarakat Indonesia untuk memperkaya kosa kata. Setiap masyarakat bahasa memiliki tentang cara yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya. Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat bahasa lain, sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar budaya masyarakat itu. Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kata_serapan_dalam_bahasa_Indonesia

D.     Kata Pinjaman
kata yg dipinjam dari bahasa lain dan kemudian disesuaikan dng kaidah bahasa sendiri;
Sumber : http://www.kamusbesar.com/52658/kata-pinjaman

E.      Imbuhan dalam Bahasa Serapan
Kata Serapan Masuk Ke Dalam Bahasa Indonesia Dengan 4 Cara Yaitu : 
1. Cara Adopsi
 
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing itu secara 
keseluruhan.
Contoh : supermarket, plaza, mall
2. Cara Adaptasi 
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu, sedangkan ejaan atau penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia
Contoh :
Pluralization > pluralisasi
Acceptability > akseptabilitas
3. Penerjemahan
 
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu, kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam Bahasa Indonesia.
Contohnya :
           Overlap > tumpang tindih
           Try out > uji coba
4. Kreasi
 
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yangada dalam bahasa Indonesia. Cara ini mirip dengan cara penerjemahan, akan tetapi memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan. Boleh saja kata yang ada dalam bahasa aslinya ditulis dalam 2 atau 3 kata, sedangkan bahasa Indonesianya hanya satu kata saja.
Contoh :
Effective > berhasil guna
           Spare parts > suku cadang
Selain kata serapan, ternyata bahasa Indonesia juga memunyai beberapa afiks atau imbuhan serapan. Imbuhan serapan dalam bahasa Indonesia ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
 
Beberapa imbuhan serapan itu antara lain :
 
1. An -, a -       [= tidak] ; anarki, amoral, anorganik
 
2. Ab -             [= dari] ; abrasi, abnormal
3. Tele -           [= jauh] ; televisi, telepon
4. Mini -           [= kecil] ; miniatur, mini bus
5. Super -         [= di atas] ; supersonik, super power, supervisi
6. Uni -             [= satu] ; unilateral, universitas
7. Nomo -        [= satu] ; monoton, monogami, ,monofobia
8. Sub -            [= dibawah] ; subversi, subsidi, subordinasi
9. Trans -         [= seberang, lewat] ; transisi, tranfusi
10. Semi -        [= setengah, sebagian] ; semiautomatis, semiformal, semifinal.
Sumber : http://arnisardianti.blogspot.co.id/2012/12/proses-penyerapan-bhs-asing-ke-dalam.html

F.       Hubungan Antar Makna
1. Sinonim
Dua kata atau lebih yang mempunyai persamaan arti atau hampir sama artinya.
contoh:
baik=bagus
zaman=kala,waktu
Caci=cela

2. Antonim
Dua kata atau lebih yang mempunyai makna berlawanan.
Contoh:
Jahat >< baik
Rajin >< malas

3. Homonim
Kata yang bentuk dan cara pelafalannya sama tapi maknanya berbeda.
Contoh:
- bisa= dapat,
-bisa=racun.

4. Homograf
Kata yang tulisanya sama,tetapi pelafalan dan makna berbeda.
Contoh:
Apel
- Setiap hari senin ada apel di lapangan sekolah.
- aku lebih suka apel hijau daripada apel merah.dll.

5. Homofon
kata yang pelafalan yang sama,tetapi penulisan dan maknanya berbeda.
Contoh,
bank,bang.
-tolong setorkan uang ini di bank.
-saya pesan satu porsi,bang.

sangsi,sanksi.
-pencuri itu mendapat sanksi yang setimpal.
-ibu sangsi bahwa aku bisa masak seperti beliau.

6. Polisemi
kata yang memiliki banyak makna.
Sumber : http://gregorbetan.mywapblog.com/hubungan-antar-makna.xhtml

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROPOSAL PELAKSANAAN FESTIVAL JAJANAN MASAKAN DAERAH

Kalimat Efektif

Joint Venture