Kalimat Efektif

A.     Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, kalimat efektif mampu  menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pendengar atau pembacanya seperti apa yang dimaksudkan oleh penulis. Suatu kalimat dapat dikatakan sebagai kalimat efektif jika memiliki beberapa syarat sebagai berikut:
1. Mudah dipahami oleh pendengar atau pembacanya.
2. Tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan maksud sang penulis.
3. Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca atau pendengarnya dengan tepat.
4. Sistematis dan tidak bertele-tele.
Sumber : http://www.kelasindonesia.com/2015/02/pengertian-kalimat-efektif-adalah-beserta-contoh-lengkap.html
B.      Kesalahan Kalimat
Beberapa jenis kesalahan dalam menyusun kalimat antara lain :
1. Pleonastis
Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu. Contoh-contoh kalimat yang mengandung kesalahan pleonastis antara lain: Banyak tombol-tombol yang dapat Anda gunakan. Kalimat ini seharusnya: Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.
2. Kontaminasi
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan kontaminasi dapat kita lihat pada kalimat berikut ini: Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi. Kalimat tersebut akan menjadi lebih efektif apabila akhiran –nya dihilangkan. Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
3. Salah pemilihan kata
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan pemilihan kata dapat kita lihat pada kalimat berikut ini: Saya mengetahui kalau ia kecewa. Seharusnya: Saya mengetahui bahwa ia kecewa.
4. Salah nalar
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan nalar dapat kita lihat pada kalimat berikut ini: Bola gagal masuk gawang. Seharusnya: Bola tidak masuk gawang.
5. Pengaruh bahasa asing atau daerah (interferensi)
-     Bahasa asing
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa asing terlihat pada kalimat berikut: Saya tinggal di Semarang di mana ibu saya bekerja. Kalimat ini bisa jadi mendapatkan pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan kalimat berikut : I live in Semarang where my mother works. Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi: Saya tinggal di Semarang tempat ibu saya bekerja.
-          Bahasa daerah
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa daerah dapat kita lihat pada kalimat berikut: Anak-anak sudah pada datang. Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi: Anak-anak sudah datang. Contoh lain pengaruh bahasa daerah, khususnya bahasa Jawa, juga dapat kita lihat pada kalimat berikut. Penulis menemukan contoh ini dari sebuah rubrik di tabloid anak-anak Yunior. “Masuknya keluar mana?” (Jawa: Mlebune metu endi?). Kita sebaiknya mengganti kalimat tersebut dengan: Masuknya lewat mana?.
6. Kata depan yang tidak perlu
Sering kali kita membuat kalimat yang mengandung kata depan yang tidak perlu seperti pada kalimat berikut: Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru. Agar menjadi efektif, sebaiknya kita menghilangkan kata depan di, sehingga kalimatnya menjadi: Program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
Sumber : https://ramlannarie.wordpress.com/2010/10/02/kesalahan-dalam-penulisan-kalimat/
C.      Penalaran Kalimat
   Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).

Macam-macam Penalaran, Penalaran ada dua jenis yaitu :
INDUKTIF
       Induktif adalah hal khusus menuju hal umum. Yaitu kuncinya dari yang khusus menuju yang umum. Bila diuraikan, jangan terpatok pada gaya definisi seseorang, coba uraikan sendiri definisi paragraf induktif dengan kata kunci "dari khusus ke umum" tadi. Atau kalau memang malas menguraikan, mari lihat definisi berikut:
Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua peristiwa khusus di atas.

DEDUKTIF
         Deduktif adalah contoh suatu paragraf yang dibentuk dari suatu masalah yang bersifat umum, lebih luas. Setelah itu ditarik kesimpulan menjadi suatu masalah yang bersifat khusus atau lebih spesifik. Atau juga dapat diartikan, suatu paragraf yang kalimat utamanya berada di depan paragraf kemudian diikuti oleh kalimat penjelas. Contoh :
Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku.
Kalimat utama dari paragraph adalah kalimat yang di garis bawahi, dan kalimat itu berada depan paragraf sesuai dengan ciri-ciri dari paragraph deduktif.
Sumber : http://achprim.blogspot.co.id/2012/03/pengertian-penalaran-dan-macam-macam.html
D.     Kehematan/Ekonomi Bahasa
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.

Ada beberapa kriteria yang perlu di perhatikan.
1. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Perhatikan contoh:
a. Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ketempat itu.
b. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.

Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut,
a. Karena tidak di undang, dia tidak datang ketempat itu.
b. Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
2. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Contoh :
Kata merah sudah mencakupi kata warna.
Kata pipit sudah mencakupi kata burung.

Perhatikan:
a. Ia memakai baju warna merah.
b. Di mana engkau menangkap burung pipit itu?

Kalimat itu dapat di ubah menjadi,
a. Ia memakai baju merah.
b. Di mana engkau menangkap pipit itu?

3. Penghematan dapat di lakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Contoh :
Kata naik bersinonim dengan keatas.
Kata turun bersinonim dengan kebawah.

Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini
a. Dia hanya membawa badannya saja.
b. Sejak dari pagi dia bermenung.

Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi,
a. Dia hanya membawa badannya.
b. Sejak pagi dia bermenung.

4. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak. Misalnya:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
Para tamu-tamu paratamu
beberapa orang-orang beberapa orang
Sumber : http://danangfebriant.blogspot.co.id/2012/09/kesepadanan-dan-kehematan-kata.html

  1. Daftar Konjungsi Bahasa
Konjungsi, konjungtor, atau  kata sambung adalah kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan kalimat. Contoh: dan, atau, serta.

Berikut adalah daftar konjungsi bahasa :
1.     Konjungsi koordinatif; menghubungkan dua atau lebih unsur (termasuk kalimat) yang sama pentingnya atau setara. Kalimat yang dibentuk disebut kalimat majemuk setara. Contoh: dansertaatautetapimelainkanpadahalsedangkan.
2.     Konjungsi korelatif; menghubungkan dua atau lebih unsur (tidak termasuk kalimat) yang memiliki status sintaksis yang sama dan membentuk frasa atau kalimat. Kalimat yang dibentuk agak rumit dan bervariasi, kadang setara, bertingkat, atau bisa juga kalimat dengan dua subjek dan satu predikat. Contoh: baik ... maupuntidak hanya ..., tetapi jugabukan hanya ..., melainkan jugademikian ... sehinggasedemikian rupa ... sehinggaapa(kah) ... atauentah ... entahjangankan ..., ... pun.
3.     Konjungsi subordinatif; menghubungkan dua atau lebih klausa yang tidak memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi membentuk anak kalimat yang jika digabungkan dengan induk kalimat akan membentuk kalimat majemuk bertingkat.
1.   Konjungsi subordinatif waktu; sejak
2.   Konjungsi subordinatif syarat; jika
3.   Konjungsi subordinatif pengadaian; andaikan
4.   Konjungsi subordinatif tujuan; agar
5.   Konjungsi subordinatif konsesif; biarpun
6.   Konjungsi subordinatif pembandingan; ibarat
7.   Konjungsi subordinatif sebab; karena
8.   Konjungsi subordinatif hasil; sehingga
9.   Konjungsi subordinatif alat; dengan
10.  Konjungsi subordinatif cara; tanpa
11.  Konjungsi subordinatif komplementasi; bahwa
12.  Konjungsi subordinatif atributif; yang
13.  Konjungsi subordinatif perbandingan; sama ... dengan
4.     Konjungsi antarkalimat; merangkaikan dua kalimat, tetapi masing-masing merupakan kalimat sendiri.
Sumber : https://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Konjungsi

  1. Daftar Preposisi Bahasa
Preposisi atau kata depan adalah kata yang secara sintaksis terdapat di depan nomina, adjektiva, atau adverbia dan secara semantis menandai berbagai hubungan makna antara konstituen di depan dan di belakang preposisi tersebut. Preposisi berada di depan nomina, adjektiva, atau adverbia, sehingga terbentuk frasa preposisional.

Bentuk Preposisi
1.                  Preposisi 'tunggal' terdiri dari satu kata.
  1. Preposisi yang berupa kata dasar terdiri dari satu morfem (monomorfemis). Daftar: akanantarabagibuatdari,demidengandihinggakekecualilepaslewatolehpadaperperisampaisejaksemenjaksepertiserta,tanpatentanguntuk.
  2. Preposisi yang berupa kata berafiks (polimorfemis) dibentuk dengan menambahkan afiks (imbuhan) pada bentuk dasar yang bisa berupa verba, adjektiva, atau nomina.
1.         Preposisi yang berupa kata berprefiks, daftar: bersamabesertamenjelangmenujumenurutseantero,sekelilingsekitarselamasepanjangseputarseluruhterhadap.
2.         Preposisi yang berupa kata bersufiks, daftar: bagaikan.
3.         Preposisi yang berupa kata berprefiks dan bersufiks, daftar: melaluimengenai.
2.     Preposisi 'gabungan' atau 'majemuk' terdiri atas dua preposisi yang berdampingan atau berkolerasi.
1.      Preposisi yang 'berdampingan' terdiri dari dua preposisi yang letaknya berurutan, baik digabungkan menjadi satu kata atau tetap terpisah menjadi dua kata. Daftar: daripadakepadaoleh karenaoleh sebabsampai kesampai denganselain dari.
  1. Preposisi yang 'berkorelasi' terdiri dari dua unsur yang dipakai berpasangan, tetapi terpisah oleh kata atau frasa lain. Daftar: antara ... dengandari ... hinggadari ... sampai dengandari ... sampai kedari ... sampaidari ... kesejak ... hinggasejak ... sampai.
  2. Preposisi dengan nomina lokatif bergabung dengan dua nomina (FN) yang nomina pertamanya (N1) mempunyai ciri lokatif atau menunjukkan lokasi (Prep + FN (N1 + N2). Contoh: di (atas meja), ke (dalam rumah), dari (sekitar kampus), dll.. Sebagian dari kelompok N1 maupun N2 ada yang wajib muncul dan ada pula yang manasuka. Berikut adalah frasa preposisional yang dapat muncul tanpa N2 jika konteks kalimat atau situasinya jelas: di depandi mukadi pinggirdi sampingdi sebelahdi tengahke depanke mukake pinggirke sampingke sebelahke tengahdari depandari mukadari pinggirdari sampingdari sebelahdari tengah.
Peran Semantis
1.                  Penanda hubungan 'tempat': dikedari.
2.                  Penanda hubungan 'peruntukan': bagiuntuk.
3.                  Penanda hubungan 'sebab': karenasebab.
4.                  Penanda hubungan 'kesertaan' atau 'cara': dengansambilbesertabersama.
5.                  Penanda hubungan 'pelaku': oleh.
6.                  Penanda hubungan 'waktu': padahinggasampaisejaksemenjakmenjelang.
7.                  Penanda hubungan ihwal peristiwatentangmengenai.
8.                  Penanda hubungan 'milik': dari.
Sumber : https://id.wiktionary.org/wiki/Kategori:id:Preposisi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROPOSAL PELAKSANAAN FESTIVAL JAJANAN MASAKAN DAERAH

Joint Venture